Kuatkan Tulang Dengan Jengkol

0
Diposting oleh Achmad Ghazali on Senin, 05 Maret 2012
Bila Anda penggemar makanan tradisional, pasti Anda mengenal Jengkol, tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, merupakan makanan merakyat. Ternyata dari merakyatnya, Jengkol punya manfaat untuk kesehatan, salah satunya kesehatan tulang. 
 
Jengkol sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 miligram/ 100 gram. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh.
 
Keperluan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 miligram per hari.
 
Kandungan fosfor pada jengkol (166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi jengkol dan ini hanya masukan saja, bukan doktrin yang mengharuskan Anda untuk percaya dan mengikuti agar mengkonsumsi jengkol, tapi hanya sekedar Anda tahu bahwa ada khasiat dibalik sayuran polong berbau ini.
 
Selain itu, Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 gram per 100 gram bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 gram per 100 gram. Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.
 
Untuk zat besi, Jengkol mengandung 4,7 gram per 100 gram. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.

Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar